Selasa, 12 Maret 2013

PERILAKU POLITIK



Fenomena Jokowi adalah genuinitas figur. Asli, natural dan tak di buat-buat. Saya selalu terperangah dan diakhiri senyum renyah jika menyaksikan berita seputar aktfitas dan gaya kepemimpinan Jokowi ketika maju di pilgub dan menjalankan kepemimpinan sebagai gubernur Jakarta. Gaya berjalan, senyum, bicara dan reaksi spontannya sungguh memikat rakyat. Maka tak heran apa yang keluar dari hatiakan masuk juga ke dalam hati rakyat. Tak peduli keroyokan parpol yang mendukung lawan tandingnya Fauzi Bowo, Jokowi-Ahok mampu menaklukan Jakarta. Padahal dia wong Ndeso yang kebetulan pernah memiliki pengalaman sebagai walikota  dengan prestasi yang diakui dunia.

Kini pesta pora dan kegaduhan politik berpindah ke provinsi tetangga Ibukota Jakarta. Ya, Jawa Barat. Malam ini tepat pukul 24.00 akan ditutup pendaftaran cagub-cawagub oleh KPU Jabar. Sudah Ada 5 Pasang calon yang memastikan maju dalam perhelatan politk 5 tahunan, memilih pemimpin Jawa Barat periode 2013-2018. Mereka adalah pertama pasangan calon Dede Yusuf -Lex Laksamana (gabungan koalisi Partai Demokrat,PAN,PKB, Gerindra), Kedua, pasangan hmad Heryawan-deddy Mizwar (gabungan koalisi PKS, PPP,Hanura dan PBB), Ketiga, pasangan calon Irianto MS Syaifuddin-Tatang Farhanul Hakim (Partai Golkar), Keempat,Pasangan Rieke Diah Pitaloka (oneng)-Teten Masduki (PDIP), Kelima, Pasangan Dikdik Mulyana-Cecep NS (Independen).
Pilgub Jabar dihadapkan pada satu kenyataan sosial politik yaitu Beradunya kandidat selebritis. hanya dua pasangan calon yang tidak merefresentasikan simbol artis yaitu paket Kang Yance-Tatang FH dan paket independent Dikdik-Cecep. Sementara tiga pasangan lain berasal dari latar belakang keartisan. Dede Yusuf dan Rieke maju sebagai Calon Gubernur sementara Deddy Mizwar sebagai Cawagub.
Ada yang berbeda dengan pemandangan serta suasana pendaftaran kandidat-kandidat tersebut. Pasangan Rieke-Teten datang dengan simbol baju kotak-kotak, pulang naik angkot. Dede Yusuf pulang menyetir angkot dan Lex Laksamana menjadi kernetnya. Gesture dan bahasa tubuh Oneng terlihat ingin menampilkan cara dan gaya Jokowi, Tapi dari pola dan aura wajahnya,  saya mengambil kesimpulan. “Punten… Teh Rieke ternyata tak sama dengan Jokowi” Oneng dalam orasinya meledak-ledak, pikiranya melampaui masyarakat, bahasanya elitis. Sementara Jokowi diksi dan pilihan katanya saja sederhana dan bahasa rakyat.
Siapapun kandidat yang maju dalam Pilgub Jawa Barat.Cobalah bersikap dan membangun pecitraan secara alamiah dan genuine. Suapan pertama karena masih hangat dan baru terasa lezat dan nikmat, Tapi saat suapan kedua dengan hidangan yang berbeda, lain rasanya. Itu tak dapat di pungkiri. Begitulah dengan hidangan fenomena Jokowi. Tapi jika ditiru secara latah tanpa genuinitas , koq hambar rasanya.
Semua Kandidat keluarkan aslinya, adulah visi, yakinkan masyarakat Jawa Barat akan hadirnya harapan di masa depan dengan kesediaan anda untuk maju dan mau menjadi pemimpin Jawa Barat. Jangan latah. Jangan arogan dan jangan menampilkan cara dan gaya berpolitik yang menyebalkan bagi rakyat. Jangan samakan Jakarta dengan Jawa Barat. Jangan simpan kelatahan berpolitik di tatar Pasundan.
Feeling, Insting dan Thingking masyarakat kini sudah mulai terbuka lebar. Dia tajam sekali melihat ketulusan, kesungguhan, dan keaslian seorang tokoh politik. Otak sensorik rakyat sudah tajam dan sensitif, tak lagi tumpul dan mudah dibohongi dan dibodohi dengan pulasan dan kepalsuan. Track record, perjalanan politik, sikap dan perilaku keseharian, saat ini begitu mudah dibaca publik. Publik saat ini punya sahabat sejati yaitu media masa dengan berbagai modelnya.
Saya yakin, Jawa Barat juga akan diberikan pemimpinnya yang benar-benar asli dan genuine dalam hal kesederhanaan, santun dalam berbicara dan bersikap, egaliter dan biasa saja dalam mejalankan kepemimpinannya,tidak arogan dan bergaya pejabat. Dia mampu menjalankan politik tauladan, pekerja keras, tak senang menghambur-hamburkan uang rakyat untuk kepentingan politik, serta tak hanya pandai secara lisan dan tulisan. Dia pandai dalam diamnya, pandai dan cerdas dalam kerjanya.
Tuhan akan memilihkannya untuk masyarakat Tatar Pasundan, provinsi Jawa Barat.Sokok pemimpin yang genuine dengan nilai-nilai dan philosofi kearifan lokal budaya masyarakat Jawa Barat sebagaimana diajarkan Prabu Siliwangi dan para pemimpin dalam kurun panjang sejarahnya.

0 komentar:

Posting Komentar